
Satukan Data, Menuju Swasembada Jagung di Sultra
Kendari- Kepala Balai Standardisasi Instrumen Pertanian (BPSIP) diwakili Pelaksana Kegiatan Dr. Abdul Syukur Syarif, SP., MP menghadiri rapat koordinasi terkait dengan Penyamaan persepsi tentang data tanaman jagung di Sulawesi Tenggara. Kegiatan ini dihadiri oleh PIC Polda Sulawesi Tenggara, Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan, Dinas Perkebunan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Tenggara, BPS Sulawesi Tenggara, dan Bulog Sulawesi Tenggara, bertempat di Aula Biro SDM Kepolisian Daerah Republik Indonesia Sulawesi Tenggara.
Rapat dipimpin oleh AKBP Wisnu Wibowo, S.I.K, M.Si Kabagbinkar RO SDM Polda Sultra menyampaikan bahwa saat ini lahan tumpang sari seluas 1.315,11 Ha yang telah ditanami seluas 24 Ha, sedangkan luas lahan monokultur yang tersedia 290,5 Ha, dan yang telah tertanami 170,5 Ha. Pada pertemuan ini hadir pula Irfan, SE, MM. Ps Kanit Unit 4 Subdit 4 Ditreskrimsus Polda Sultra siap mensukseskan program penanaman jagung agar tercipta Swasembada jagung.
“Untuk sinkronisasi data akan ditindaklanjuti oleh operator data Polda Sultra dan Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Provinsi Sultra. Setelah data ini sinkron akan disampaikan pada pimpinan pengambil kebijakan untuk tidak lanjut pelaksanaan kegiatan di lapangan” ujar Wisnu Wibowo
Najamudin PIC BPS Sultra memberikan informasi bahwa tahun 2024 luas tanam jagung untuk periode Januari – April seluas 14.912 Ha dan periode Mei - Agustus seluas 13.664 Ha.
Hidayat Hakim Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian Sultra mengungkapkan bahwa saat ini 7 Kabupaten di Sulawesi Tenggara telah mengajukan CPCL untuk pengadaan benih jagung, namun sampai saat ini belum terealisasi. Kondisi ini menjadi kelambanan proses penanaman jagung di Sulawesi Tenggara
Abdul Syukur PIC BSIP Sultra mengatakan siap mengawal teknologi standar budidaya jagung untuk menghasilkan jagung dengan produktivitas tinggi dan kualitas bagus. Oleh karena itu perlu informasi jadwal tanam masing masing lokasi lahan serta fase pertumbuhan tanaman jagung yang sudah tertanam.
Senada dengan hal tersebut Arif PIC Bulog Sultra membutuhkan informasi luas lahan yang akan panen serta potensi hasil panen, hal ini untuk memudahkan proses pengeringan dan penggudangan